Oleh Muniral Fanny
Dinamika ini jelas terlihat dari kurangnya minat mahasiswa dalam berorganisasi, berdiskusi untuk membahas masalah kampus maupun masalah masyarakat serta dalam mewujudkan peran mahasiswa yang katanya agent of change. Mereka lebih senang duduk santai di kantin membahas masalah pacar, motor-motor terbaru, dan lainnya yang semua sangat jauh dari gerakan untuk melakukan perubahan sosial. Hal ini akan berdampak pada menghambatnya pergerakan mahasiswa.
Ironisnya, pergerakan mahasiswa saat ini sudah berada pada titik nadir, stagnasi gerakan yang begitu jelas terlihat. Beberapa gerakan yang dibangun tidak didasarkan pada sikap kepedulian terhadap masyarakat, melainkan pada kepentingan mereka sendiri. Mereka cuma bergerak ketika beasiswa mereka tidak disalurkan dan sangat jarang gerakan terhadap kasus-kasus korupsi. Cerminan gerakan seperti ini sangat mengkhawartirkan untuk mewujudkan perubahan sosial yang bener-benar seperti yang di inginkan masyarakat.
Dunia hedonisme dan “sesat pikir” gerakan telah banyak melahirkan keapatisan dalam ruang lingkup mahasiswa. Ini harus segera “insaf” untuk kembali menuju kepada tujuan dan peran awal mahasiswa sebagai agen perubahan.
Penulis : pengurus harian suara mahasiswa anti korupsi ( SuMAK ) dan mahasiswa jurusan IAN UNIMAL